Menteri Keuangan Agus Martowardojo menekankan sistem remunerasi terhadap direksi BUMN seharusnya mengikuti sistem yang baik agar mereka bisa bersaing dengan institusi global.
Agus Marto berpandangan bagi BUMN yang utama adalah kinerjanya harus didorong menjadi institusi yang berkelas global, menjalankan semua prinsip-prinsip terbaik dalam pengelolaan korporasi, serta memberikan manfaat dan menguntungkan.
"Untuk itu, direksi dan komisaris harus profesional," kata Agus di Jakarta seperti ditulis VIVAnews, Selasa, 28 September 2010. "Mereka juga harus mendapatkan sistem remunerasi yang baik."
Sikap serupa juga disampaikan oleh Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar dan pendahulunya di Kementerian BUMN Tanri Abeng.
Menurut Mustafa, selama ini kebijakan remunerasi tinggi pada sejumlah BUMN tidak bisa dihindari, karena terkait dengan persaingan swasta. "Kalau lebih rendah, mereka tentunya akan beralih kerja," katanya.
Bahkan, Tanri Abeng menekankan perlu memperbaiki sistem penggajian direksi BUMN sehingga mendekati swasta, meski tidak persis sama. Remunerasi harus diikuti dengan insentif dan punishment, sehingga eksekutif yang bagus tidak kabur.
Pertanyaannya, sejauh ini bagaimana perbandingan gaji yang diterima oleh perusahaan negara dibandingkan dengan swasta, baik swasta dalam negeri atau swasta asing.
Perbankan bisa menjadi sekedar contoh untuk pembanding. Di Indonesia, ada bank milik negara, bank milik swasta nasional, juga bank swasta yang dimiliki asing yang beroperasi secara luas di Tanah Air. Data-data penghasilan bank-bank tersebut juga sudah terpublikasi dalam laporan keuangan setiap bank karena merupakan bank publik.
Bank BUMN
Sebut saja contohnya Bank Mandiri dan BRI, dua bank terbesar di Indonesia. Keduanya berada di posisi pertama dan kedua terbesar dari sisi nilai asetnya, masing-masing Rp375 triliun dan Rp318 triliun pada akhir Desember 2009. Mayoritas saham kedua bank papan atas ini dikendalikan oleh pemerintah Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan 2009, terungkap jelas penghasilan yang diperoleh direksi baik gaji, tunjangan hingga bonus/tantiem. Penghasilan yang diperoleh direksi Bank Mandiri rata-rata Rp7 miliar per tahun atau Rp705 juta per bulan. Sedangkan, direksi BRI rata-rata mengantongi penghasilan Rp4 miliar per tahun atau Rp333 juta per bulan.
Bank Swasta Nasional
Salah satu bank swasta besar yang masih dikendalikan oleh pengusaha nasional adalah Bank Central Asia. Bank ini dikontrol oleh Grup Djarum (keluarga Budi dan Bambang Hartono) melalui Farindo Investment Ltd yang menguasai 47 persen saham per akhir 2009. Pada periode yang sama, BCA merupakan bank terbesar ketiga dengan total aset Rp283 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan 2009, BCA mengalokasikan remunerasi bagi sembilan orang direksi Rp106,6 miliar. Remunerasi ini sudah termasuk gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas. Secara rata-rata setiap direksi bisa memboyong Rp11,8 miliar atau Rp983 juta tiap bulan.
Bank Milik Malaysia
Di Indonesia, bank papan atas yang dikendalikan oleh investor Malaysia adalah CIMB Niaga yang merupakan bank hasil merger antara Bank Lippo dan Bank Niaga. Mayoritas saham bank ini dimiliki oleh CIMB Group Sdn Bhd (56 persen) dan Santubong Ventures Sdn Bhd (16,6 persen). Bank ini sekarang dipimpin oleh Arwin Rasyid.
Total remunerasi yang diperoleh oleh 11 anggota direksi Bank CIMB Niaga adalah Rp27,5 miliar. Rata-rata satu orang direksi memboyong Rp2,5 miliar per tahun atau Rp208 juta per bulan.
Bank Milik Singapura
Bank papan atas yang dikendalikan Singapura adalah Bank Danamon Tbk, bank terbesar keenam di Indonesia yang memiliki aset Rp96 triliun pada akhir 2009. Bank ini dikendalikan oleh Temasek Holding Pte Ltd, sebuah perusahaan investasi yang dimiliki oleh pemerintah Singapura. Bank ini dipimpin oleh Ho Hon Cheong (Henry Ho), bankir asal Malaysia.
Berdasarkan laporan keuangan Danamon 2009, penghasilan eksekutif Bank Danamon adalah yang teratas dibandingkan bank lain. Sembilan orang direksi Danamon mengantongi gaji bersih Rp29 miliar ditambah tunjangan dan fasilitas lainnya, termasuk tantiem sebesar Rp99,26 miliar. Total jenderal Rp128,26 miliar. Dengan asumsi dibagi rata, setiap orang direktur Danamon akan menikmati penghasilan Rp14,25 miliar selama setahun atau Rp1,18 miliar per bulan.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar