Saat itu Yunani berbentuk negara-negara kota (abad 5 SM) sehingga tidak sanggup membiayai pasukan profesional. Hoplite dibentuk dari warga kota yg pada saat damai memiliki profesi lain, petani, pedagang, guru, nelayan dll. Setiap perlengkapan tersebut dibeli sendiri oleh masing2 warga. Selain sebagai simbol kejantanan juga berfungsi sebagai status sosial. Karena harganya mahal, hoplite hanya terdiri dari warga menengah ke atas. Beberapa ada yg menjadi pasukan berkuda, tapi jumlahnya tidak banyak.
Warga kelas bawah jg ikut bertempur menjadi infantri ringan, berfungsi sebagai pendukung. Mereka bersenjatakan panah, lembing atau bahkan ketapel, tidak dilengkapi dengan peralatan pelindung berat, umumnya hanya menggunakan baju zirah dari kulit hewan keras.
Taktik
Karena umumnya berasal dari warga yg tidak terlatih khusus terutama dalam pertempuran satu lawan satu (kecuali Sparta) maka taktik yg digunakan haruslah cukup sederhana. Bentuk pertempuran mirip seperti olahraga rugby dan berlangsung singkat tdk sampai 1 jam.
Kedua pihak akan membentuk formasi berbaris (disebut phalanx) saling berhadapan. Barisan hoplite sangat rapat tertutup perisai sehingga sulit ditembus. Pada tahap awal serangan dimulai dengan pasukan infantri ringan melemparkan lembing, panah dan batu ke arah lawan.
Dilanjutkan dengan pasukan hoplite berjalan maju secara perlahan (jarang berlari) untuk menjaga agar barisan tetap rapat. Ketika bertemu kedua pihak akan saling mendorong dan menghujamkan tombak mereka berusaha membentuk celah. Barisan kedua berfungsi untuk menahan barisan pertama agar tetap ditempatnya dan menggantikan apabila orang didepannya tewas.
Ketika terbentuk celah maka pasukan akan masuk ke barisan lawan disinilah pedang berperan penting untuk mengobrak-abrik barisan lawan. Jika keutuhan barisan sudah tidak bisa dijaga lagi biasanya pihak yg kalah akan kabur dan dikejar oleh pasukan berkuda.
Kelemahan
Sebenarnya taktik hoplite tidaklah istimewa dan banyak kekurangannya. Karena merupakan heavy infantry jadi harus bergerak lambat agar barisan tetap rapat, hoplite jg sulit untuk bermanuver dan cenderung bergerak hanya ke satu arah. Sisi paling kanan merupakan sisi terlemah karena tidak dilindungi perisai, untuk melindunginya pada sisi kanan ini ditempatkan orang2 terbaik.
Meskipun begitu sistem ini jika digunakan secara tepat terbukti berhasil. Contoh pada Perang Yunani-Persia pertama (499-450 SM). Pada awalnya Yunani yg terlalu mengandalkan heavy infantry sering dijadikan bulan-bulanan pasukan Persia yg mayoritas infantry ringan dan kavaleri. Pasukan Persia kiriman raja Darius I bisa bergerak lebih bebas dan cepat. Hingga akhirnya terjadi titik balik pada pertempuran Marathon (490SM).
Pada pertempuran Marathon antara Athena (10.000 orang) dan Persia (100.000 orang). Athena membagi pasukan hoplite menjadi 3 bagian. Bagian tengah bertugas sebagai umpan dan bertahan, bagian kanan dan kiri bergerak mengapit Persia, sementara Persia membelakangi laut Dengan posisi terjepit ruang gerak Persia menjadi terbatas, sehingga kelincahan Persia pun menjadi sia-sia. Dalam posisi ini infantry ringan Persia bukan tandingan infantry berat Athena dan Persia pun langsung dilibas …
Faktor geografis sangat besar pengaruhnya dalam sistem hoplite. Contoh lainnya yaitu pada pertempuran Thermopylae yg terkenal, dimana 300 pasukan Sparta dipimpin raja Leonidas ditambah dengan pasukan kota lainnya sehingga berjumlah sekitar 1.500-3.000 orang (bukan cuma 300 seperti di film) melawan Persia dengan kekuatan 250.000 orang dipimpin langsung oleh Xerxes I pada Perang Yunani-Persia kedua (480SM),
Thermopylae adalah celah sempit jalan satu-satunya yg harus dilewati pasukan Persia. Dimana salah satu sisi dilindungi dengan tebing tinggi dan sisi lainnya adalah lautan. Leonidas memblokir jalan tersebut, sehingga memaksa Persia untuk menyerang hanya dari arah depan dan dalam jumlah kecil.
Pada 2 hari pertama pasukan Yunani unggul sampai kemudian ada penghianat yg memberi tahu jalan lain yg memutar dibelakang pasukan Yunani. Hari ke 3 Persia menyerang dari depan dan belakang, sebagian besar pasukan Yunani mundur hingga tersisa sekitar 1000 orang yg berjuang sampai titik darah penghabisan, termasuk 300 orang Sparta. Meskipun pada akhirnya kalah, dengan jumlah yg sedikit Yunani berhasil menewaskan 20.000 orang Persia.