Siapa yang tidak kenal dengan Mbah Maridjan, sang juru kunci Gunung Merapi. Pria 83 tahun ini mencuat namanya sejak peristiwa Merapi meletus pada 2006 silam. Saat warga lainnya panik dan pemerintah memberi instruksi untuk mengungsi, dia tetap tenang dan tidak merubah pendiriannya untuk tidak mengungsi.
Kini, Mbah Maridjan memiliki pandangan yang berbeda dari sebelumnya. Mbah Maridjan menyerahkan sepenuhnya kepada otoritas pemerintah yang berwenang untuk menentukan status Merapi.
"Mbah Maridjan menyerahkan kepada pemerintah. Mengungsi atau tetap tinggal dia serahkan sepenuhnya kepada pemerintah dan mendukungnya," ujar Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Anwar Sadat kepada detikcom, Rabu (20/12/2010) malam.
Anwar mengatakan jika nantinya status Merapi terus meningkat dan mengharuskan dilakukan pengungsian masyarakat di sekitar lereng Merapi, Mbah Maridjan juga menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk memilih.
"Mbah Maridjan mendukung sepenuhnya usaha-usaha pemerintah untuk melakukan pengaturan pengungsian dan penyelamatan warga," tambahnya.
Anwar menambahkan saat ini aktivitas warga di sekitar Gunung Merapi masih berjalan normal seperti biasanya. Namun warga sudah dilarang melakukan aktivitas sekitar 7 Km dari puncak Merapi.
"Belum ada peningkatan status sejak 20 september hingga hari ini masih belum berubah," tutupnya.
Sementara itu Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono menjelaskan pada 19 Oktober terekam 17 gempa vulkanik, 200 gempa fase banyak dan 54 gempa guguran. Sedangkan pada 20 Oktober hingga pukul 19.00 WIB, terekam 34 gempa vulkanik, 384 gempa fase banyak dan 55 gempa guguran.
"Setelah dalam dua hari relatif menurun, Seismisitas pada hari ini naik lagi. Deformasi secara kumulatif, sudah memendek 1,2 m dalam dua bulan terakhir. Status masih waspada, koordinasi 4 Pemkab melalui dinas terkait tetap berlangsung dan kita meminta meningkatkan kesiapsiagaan untuk antisipasi perkembangan secara tiba-tiba," ujarnya.
Kini, Mbah Maridjan memiliki pandangan yang berbeda dari sebelumnya. Mbah Maridjan menyerahkan sepenuhnya kepada otoritas pemerintah yang berwenang untuk menentukan status Merapi.
"Mbah Maridjan menyerahkan kepada pemerintah. Mengungsi atau tetap tinggal dia serahkan sepenuhnya kepada pemerintah dan mendukungnya," ujar Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Anwar Sadat kepada detikcom, Rabu (20/12/2010) malam.
Anwar mengatakan jika nantinya status Merapi terus meningkat dan mengharuskan dilakukan pengungsian masyarakat di sekitar lereng Merapi, Mbah Maridjan juga menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk memilih.
"Mbah Maridjan mendukung sepenuhnya usaha-usaha pemerintah untuk melakukan pengaturan pengungsian dan penyelamatan warga," tambahnya.
Anwar menambahkan saat ini aktivitas warga di sekitar Gunung Merapi masih berjalan normal seperti biasanya. Namun warga sudah dilarang melakukan aktivitas sekitar 7 Km dari puncak Merapi.
"Belum ada peningkatan status sejak 20 september hingga hari ini masih belum berubah," tutupnya.
Sementara itu Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono menjelaskan pada 19 Oktober terekam 17 gempa vulkanik, 200 gempa fase banyak dan 54 gempa guguran. Sedangkan pada 20 Oktober hingga pukul 19.00 WIB, terekam 34 gempa vulkanik, 384 gempa fase banyak dan 55 gempa guguran.
"Setelah dalam dua hari relatif menurun, Seismisitas pada hari ini naik lagi. Deformasi secara kumulatif, sudah memendek 1,2 m dalam dua bulan terakhir. Status masih waspada, koordinasi 4 Pemkab melalui dinas terkait tetap berlangsung dan kita meminta meningkatkan kesiapsiagaan untuk antisipasi perkembangan secara tiba-tiba," ujarnya.
Sumber : http://www.detiknews.com/read/2010/10/21/023729/1470829/10/merapi-waspada-mbah-maridjan-pasrah-ke-pemerintah?n991102605
0 komentar:
Posting Komentar