Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menekan angka bunuh diri di Indonesia, salah satunya dengan membuka hotline curhat di 500-454. Ayo, curahkan masalah Anda jangan langsung berpikiran ingin bunuh diri.
Hotline 500-454 merupakan layanan konseling melalui saluran telepon yang dibuka oleh Kemenkes pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 10-10-2010. Siapapun yang ingin bertanya maupun sekedar menyampaikan keluhan seputar beban hidup akan dilayani 24 jam/hari.
Namun hotline tersebut diakui hingga kini belum optimal menampung keluhan-keluhan masyarakat. Kendala utama dalam penyelenggaraan hotline tersebut adalah kurangnya publikasi. Terbukti sejak diliput oleh beberapa media elektronik, minat masyarakat meningkat dibandingkan beberapa bulan sejak saat soft launching pada 10-10-2010.
"Sebelumnya kami hanya menerima 2-3 penelepon perhari. Sejak masuk TV pekan lalu, penelepon meningkat jadi rata-rata 50 bahkan pernah mencapai 90 orang perhari," ungkap dr Bella Patriajaya, SpKJ, Direktur RS Jiwa Soeharto Heerdjan dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, Jumat (14/1/2011).
Jumlah tersebut diakui terlalu banyak untuk saat ini, meski masih lebih rendah dari yang diharapkan. Dengan jumlah relawan yang hanya 10 orang dan terbagi menjadi 3 shift, hotline yang siap menampung keluhan masyarakat seputar bunuh diri ini ditaksir hanya mampu melayani 60 penelepon/hari.
Distribusi kesepuluh relawan itupun saat ini masih terpusat di RS Jiwa Soeharto Heerdjan yang berlokasi di Grogol, Jakarta. Padahal hotline tersebut dibuka untuk melayani seluruh Indonesia, sehingga masyarakat dari daerah manapun bisa mengaksesnya dengan tarif lokal.
"Ke depan akan ditingkatkan, bukan hanya puluhan penelepon dalam sehari tapi puluhan penelepon dalam waktu bersamaan. Kami sedang melatih lebih banyak relawan lagi dan nantinya akan membentuk jaringan crisis center yang tersebar di seluruh Indonesia," ungkap Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes, dr Irmansyah, SpKJ(K).
Mengenai target jumlah penelepon yang akan dilayani, dr Irmansyah belum bisa memberikan angka pasti karena Kemenkes belum memiliki data resmi mengenai angka bunuh diri secara nasional. Penelitian resmi untuk mengungkap angka bunuh diri saat ini masih dikerjakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes.
Namun dr Irmansyah menegaskan bahwa ukuran sukses tidaknya layanan ini tidak bisa hanya dilihat dari jumlah penelepon. "Perlu dilihat juga, layanan ini tepat sasaran atau tidak. Selama ini masih banyak yang menelepon 500-454 justu untuk menanyakan Jamkesmas," jelasnya.
Hotline 500-454 merupakan layanan konseling melalui saluran telepon yang dibuka oleh Kemenkes pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 10-10-2010. Siapapun yang ingin bertanya maupun sekedar menyampaikan keluhan seputar beban hidup akan dilayani 24 jam/hari.
Namun hotline tersebut diakui hingga kini belum optimal menampung keluhan-keluhan masyarakat. Kendala utama dalam penyelenggaraan hotline tersebut adalah kurangnya publikasi. Terbukti sejak diliput oleh beberapa media elektronik, minat masyarakat meningkat dibandingkan beberapa bulan sejak saat soft launching pada 10-10-2010.
"Sebelumnya kami hanya menerima 2-3 penelepon perhari. Sejak masuk TV pekan lalu, penelepon meningkat jadi rata-rata 50 bahkan pernah mencapai 90 orang perhari," ungkap dr Bella Patriajaya, SpKJ, Direktur RS Jiwa Soeharto Heerdjan dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, Jumat (14/1/2011).
Jumlah tersebut diakui terlalu banyak untuk saat ini, meski masih lebih rendah dari yang diharapkan. Dengan jumlah relawan yang hanya 10 orang dan terbagi menjadi 3 shift, hotline yang siap menampung keluhan masyarakat seputar bunuh diri ini ditaksir hanya mampu melayani 60 penelepon/hari.
Distribusi kesepuluh relawan itupun saat ini masih terpusat di RS Jiwa Soeharto Heerdjan yang berlokasi di Grogol, Jakarta. Padahal hotline tersebut dibuka untuk melayani seluruh Indonesia, sehingga masyarakat dari daerah manapun bisa mengaksesnya dengan tarif lokal.
"Ke depan akan ditingkatkan, bukan hanya puluhan penelepon dalam sehari tapi puluhan penelepon dalam waktu bersamaan. Kami sedang melatih lebih banyak relawan lagi dan nantinya akan membentuk jaringan crisis center yang tersebar di seluruh Indonesia," ungkap Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes, dr Irmansyah, SpKJ(K).
Mengenai target jumlah penelepon yang akan dilayani, dr Irmansyah belum bisa memberikan angka pasti karena Kemenkes belum memiliki data resmi mengenai angka bunuh diri secara nasional. Penelitian resmi untuk mengungkap angka bunuh diri saat ini masih dikerjakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes.
Namun dr Irmansyah menegaskan bahwa ukuran sukses tidaknya layanan ini tidak bisa hanya dilihat dari jumlah penelepon. "Perlu dilihat juga, layanan ini tepat sasaran atau tidak. Selama ini masih banyak yang menelepon 500-454 justu untuk menanyakan Jamkesmas," jelasnya.
Sumber : http://www.detikhealth.com/read/2011/01/14/155659/1546648/763/jangan-bunuh-diri-curhat-saja-di-500-454?l991101755
0 komentar:
Posting Komentar